Salahsatu hadis yang paling tegas menyebutkan, " Rasulullah SAW melaknat perempuan-perempuan yang mencukur alisnya atau minta dicukurkan alisnya." (HR Abu Daud, dengan sanad yang hasan). Hadis lainnya yang semakna juga menyebutkan, "Rasulullah SAW melaknat perempuan-perempuan yang minta dicukur alisnya." (HR Bukhari). Ilustrasi Rasulullah SAW. Rasulullah SAW diminta untuk meneladani Nabi Dawud alaihissalam yang mempunyai sejumlah keutamaan — Nabi Dawud alaihissalam mendapatkan banyak keutamaan dari Allah SWT. Perjalanan hidupnya menjadi hikmah bagi umat Nabi Muhammad SAW. Sebab itu Alquran mengabadikan kisah Nabi Dawud. Pada surat Shad ayat 17 digambarkan bahwa Nabi Dawud itu adalah nabi yang kuat. اصْبِرْ عَلَىٰ مَا يَقُولُونَ وَاذْكُرْ عَبْدَنَا دَاوُودَ ذَا الْأَيْدِ ۖ إِنَّهُ أَوَّابٌ “Bersabarlah atas segala apa yang mereka katakan; dan ingatlah hamba Kami Dawud yang mempunyai kekuatan, sesungguhnya dia amat taat kepada Tuhan.” Pakar tafsir Alquran yang juga pengasuh Pondok Pesantren Bayt Alquran-Pusat Studi Alquran PSQ, Ustadz Syahrullah Iskandar, menjelaskan bahwa pada ayat itu Allah SWT memerintahkan pada Nabi Muhammad bersabar akan cacian dan perkataan orang-orang kafir Quraisy. Allah pun meminta Rasulullah SAW untuk mengingat tentang kisah Nabi Dawud yang dikaruniai kekuatan baik secara fisik maupun kekuasaan. Kendati demikian, Ustadz Syahrullah mengatakan bahwa Nabi Dawud itu adalah manusia yang senantiasa mengembalikan segala urusan kepada Allah SWT serta senang dalam beribadah. Setiap hari Nabi Dawud menggunakan separuh malamnya untuk beribadah kepada Allah SWT, dan dia pun berselang-seling hari melakukan puasa. Nabi Dawud itu salah satu contoh yang sangat diteladani Rasulullah SAW. Maka dalam satu riwayat, Rasulullah SAW mengomentari Nabi Dawud itu kana 'abdal basyar bahwa Nabi Dawud itu manusia yang paling beribadah pada Allah SWT, nilai ibadahnya itu lebih dari manusia lainnya. “Itulah sanjungan Nabi Muhammad kepada Nabi Daud," kata Ustadz Syahrullah yang juga anggota komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia MUI dalam kajian tafsir surat Shad ayat 17- dalam kitab al-Qishah fi Alquran al-Karim tafsir karya Syekh Muhammad Sayyid Tanthawi yang diselenggarakan Nasaruddin Umar Office NUO secara virtual beberapa waktu lalu. "Ini menunjukan bagaimana posisi Nabi Dawud yang tinggi dan karunia yang Allah berikan. Kisah Nabi Dawud ini menginspirasi Nabi Muhammad SAW sehingga menguatkan Nabi menjalankan risalah," katanya. sumber Harian Republika
1 Rasulullah SAW menyebutkan bahwa, "Mukmin yang paling banyak mengingat mati dan yang paling baik persediaannya untuk hidup setelah mati adalah mukmin yang paling cerdik", karena kehidupan yang sesungguhnya adalah kehidupan setelah mati. Makhluk Allah di akhirat sifatnya kekal abadi selama - selamanya.
Ilustrasi Nabi Muhammad SAW sebagai rasul terakhir. Foto Unsplash/Rumman AminNabi Muhammad SAW adalah nabi yang ke-25 dalam Al-Quran. Sebagai umat Islam, kita diwajibkan untuk mempercayai bahwa tidak ada rasul lain setelah kematian Nabi Muhammad SAW. Sebenarnya, mengapa Nabi Muhammad SAW disebut rasul terakhir?Bukan tanpa alasan Allah SWT memilih Nabi Muhammad SAW sebagai rasul terakhir. Sehingga, kita dilarang untuk mempercayai bahwa adanya rasul setelah Nabi Muhammad SAW meninggal dunia, bahkan sampai memiliki cara pandang berbeda dengan di Balik Nabi Muhammad SAW Disebut Rasul TerakhirIlustrasi bukti Nabi Muhammad SAW sebagai rasul terakhir. Foto Unsplash/Sohaib Al KharsaNabi Muhammad SAW ditunjuk menjadi rasul terakhir Allah SWT dan mendapatkan Al-Quran yang merupakan kitab sempurna dari kitab-kitab sebelumnya. Artinya, wahyu yang sudah diterima Nabi Muhammad SAW sudah terputus sejak beliau meninggal Katsir menjelasakan“Ini merupakan nikmat Allah subhanahu wa ta’ala yang terbesar atas umat ini. Allah subhanahu wa ta’ala telah menyempurnakan untuk mereka agama mereka. Sehingga, mereka tidak lagi membutuhkan agama selain agama mereka. Mereka tidak pula membutuhkan nabi selain Nabi mereka. Oleh karena itu, Allah subhanahu wa ta’ala menjadikannya sebagai penutup para nabi. Allah subhanahu wa ta’ala mengutus beliau kepada manusia dan كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ وَلَـٰكِن رَّسُولَ اللَّـهِ وَ خَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًاArtinya “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." QS. Al-Ahzab 40Dikutip dari buku Situs-Situs Dalam Al Qur'an oleh Syahruddin El-Fikri 2010 106, para ahli bahasa memberikan makna terhadap khatama dalam Surat Al-Ahzab ayat 40 dengan Al-Istitsaqu wal man’u yang artinya memastikan dan menolak sesuatu. Sehingga, Al-Quran menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW sebagai khatam an-nabiyyin, artinya pasti dan tidak ragu bahwa beliau sebagai nabi terakhir dan menolak orang yang mengaku di kemudian alasan di balik Nabi Muhammad SAW sebagai rasul terakhir dijelaskan oleh Syekh al-Jazairy dalam Al-Jawahir al-Kalamiyah“Sebenarnya nabi kita Muhammad dikatakan sebagai penutup para nabi itu hanya karena sesungguhnya hikmah terputusnya para nabi itu untuk menyeru umat manusia agar beribadah kepada Allah, menunjukkan mereka ke jalan yang lurus dalam urusan kehidupan duniawi dan ukhrawi, memberi tahu kepada mereka tentang hal-hal yang tidak dapat dicapai oleh penglihatan mereka, dan memberi tahu keadaan yang pemikiran mereka belum sampai, dan menetapkan dalil yang meyakinkan, serta menghilangkan syubhat-syubhat keserupaan yang tidak itu, umat manusia tidak memerlukan lagi kepada Nabi sesudah Nabi Muhammad, sebab syariatnya telah mencapai batas kesempurnaan. Dan dari alasan inilah, tampak jelas tentang rahasia terutusnya beliau untuk seluruh umat manusia, dan keberadaan beliau sebagai manusia yang paling utama dalam segi fisik serta akhlaknya.”Demikianlah penjelasan singkat mengenai Nabi Muhammad SAW sebagai rasul terakhir. Semoga dengan mengetahuinya dapat menambah meneladani beliau sebagai sosok yang sempurna.MZM

NabiMuhammad biasa menaruh pilihan berpuasa pada hari Senin dan Kamis.

JAKARTA— Nabi Muhammad SAW dimusuhi masyarakat Arab setelah menyampaikan seruan langit bahwa Allah SWT merupakan Tuhan alam semesta. Suku Quraisy dipimpin Abu Lahab yang sangat keras memusuhi Nabi Muhammad SAW. Meski demikian, tidak membuat Nabi Muhammad SAW gentar menyampaikan wahyu dari Allah yang dibawa Jibril. "Kemarahan Abu Lahab dan sikap permusuhan kalangan Quraisy yang lain tidak dapat merintangi tersebarnya dakwah Islam di kalangan penduduk Makkah itu," tulis Husen Haekal dalam bukunya Sejarah Muhammad. Atas kelembutan dakwah Nabi Muhammad SAW, ada saja setiap hari orang yang masuk Islam, menyerahkan diri kepada Allah. Lebih-lebih mereka yang tidak terpesona oleh pengaruh dunia perdagangan untuk sekadar melepaskan renungan akan apa yang telah diserukan kepada mereka. "Mereka sudah melihat Muhammad yang berkecukupan, baik dari harta Khadijah atau hartanya sendiri," katanya. Tidak dipedulikannya harta itu, juga tidak akan memperbanyaknya lagi. Dia mengajak orang hidup dalam kasih-sayang, dengan lemah-lembut, dalam kemesraan dan tasamuh lapang dada, toleransi. Ya, bahkan dia yang menerima wahyu menyebutkan, bahwa memupuk-mupuk kekayaan adalah suatu kutukan terhadap jiwa. أَلْهَىٰكُمُ ٱلتَّكَاثُرُ حَتَّىٰ زُرْتُمُ ٱلْمَقَابِرَ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ كَلَّا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ ٱلْيَقِينِ لَتَرَوُنَّ ٱلْجَحِيمَ ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ ٱلْيَقِينِ ثُمَّ لَتُسْـَٔلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ ٱلنَّعِيمِ "Kamu telah dilalaikan oleh perlombaan saling memperbanyak. Sampai nanti kamu menuju kubur. Sekali lagi, jangan! Akan kamu ketahui juga nanti. Jangan. Kalau kamu mengetahui dengan meyakinkan. Niscaya akan kamu lihat neraka. Kemudian, tentu akan kamu lihat itu dengan mata yang meyakinkan. Hari itu kemudian baru kamu akan ditanyai tentang kesenangan itu." At Takatsur 1-8 Di hadapan Allah, hanya di hadapanNya Yang Tunggal tak bersekutu, manusia akan dimintai pertanggung-jawabannya atas perbuatannya yang telah dilakukan, yang baik dan yang buruk. Hanya perbuatan manusia itu sajalah yang menjadi perantaranya. Hati kecilnya yang akan menimbang semua perbuatan. Itulah yang berkuasa atas dirinya. Dengan itulah dipertanggungkan ketika setiap jiwa mendapat balasan sesuai dengan perbuatannya. Kebebasan mana lagi yang lebih luas daripada yang diajarkan Rasulullah itu? "Adakah Abu Lahab dan kawan-kawannya mengajarkan yang semacam itu sedikit sekalipun?" Ataukah mereka mengajarkan supaya manusia tetap dalam perhambaan, dalam perbudakan, yang sudah ditimbuni oleh kepercayaan-kepercayaan khurafat dan takhayul, yang sudah menutupi mereka dari segala cahaya kebenaran? BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini
Sebagianulama berpendapat bahwa kata quru' pada ayat ini artinya tiga kali suci. Sedangkan sebagian ulama lain berpendapat bahwa maksud ayat ini adalah tiga kali haid. (Tafsir al-Quran al-'Adzim, Ibnu Katsir, 2/335-337) Materi Khutbah Jumat: Ulama Pewaris Nabi & Ulama Pewaris Nafsu . Kedua, penilaian terhadap status hadits
Soal dan Jawaban materi Melaksanakan Pengurusan Jenazah – Agama Islam 11 SMA/SMK Berikut adalah soal mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas XI SMA/SMK/MA/MAK materi Melaksanakan Pengurusan Jenazah lengkap dengan kunci EssayMengapa Rasulullah saw. menyebutkan bahwa, “Mukmin yang paling banyak mengingat mati dan yang paling baik persediaannya untuk hidup setelah mati adalah mukmin yang paling cerdik.” Jelaskan!Sebutkan hal-hal yang sebaiknya segera dilakukan terhadap jenazah yang baru saja meninggal dunia sebelum jenazahnya dimandikan!Apa yang dimaksud dengan ta’ziyyah? Kemukakan pula hukumnya, alasan hukumnya, dan adab-adabnya!Jika orang yang meninggal dunia meninggalkan utang, bagaimana hukum melunasinya dan harta siapa yang digunakan untuk melunasi utangnya?Memandikan, mengafani, menyalatkan, dan menguburkan jenazah seorang muslim hukumnya adalah fardu kifayah. Jelaskan maksudnya!Kunci Jawaban1. Rasulullah saw. menyebutkan bahwa, “Mukmin yang paling banyak mengingat mati dan yang paling baik persediaannya untuk hidup setelah mati adalah mukmin yang paling cerdik.” Karena hanya orang-orang yang cerdaslah yang banyak mengingat mati dan menyiapkan bekal untuk karena itu, mengingat mati harus sering dilakukan agar manusia menyadari bahwa dirinya tidaklah akan hidup kekal. Tentu saja di samping kita mengingat mati, kita juga harus mempersiapkan bekal untuk menghadapi hidup setelah mati, yaitu segera bertobat dan memperbanyak amal Berikut hal-hal yang sebaiknya segera dilakukan terhadap jenazah yang baru saja meninggal dunia sebelum jenazahnya dimandikan, yaituPejamkanlah matanya dan mohon- kanlah ampun kepada Allah Swt. atas segala seluruh badannya dengan kain sebagai penghormatan dan agar tidak kelihatan di tempat yang aman dari jangkauan keluarga dan sahabat-sahabat dekatnya tidak dilarang mencium si Ta’ziyyah atau melayat adalah dengan maksud menghibur atau memberi semangat dan untuk mengunjungi orang yang sedang tertimpa musibah adalah sunnah. Alasan hukumnya adalah hadis nabi, salah satunya adalah sebagai berikut dariUmayah ra. mengatakan bahwa anak perempuan Rasulullah saw. menyuruh seseorang untuk memanggil dan memberi tahu beliau bahwa anaknya dalam keadaan hampir mati. Lalu, beliau bersabda, “Kembalilah engkau kepadanya. Katakan bahwa segala yang diambil dan yang diberikan, bahkan apa pun yang ada di hadapan kita kepunyaan Allah. Dialah yang menentukan ajalnya, maka suruhlah ia sabar dan tunduk kepada perintah.” Bukhari Muslim.Adapun adab etika orang ber-ta’ziyyah melayat dalam Islam, antara lain seperti doa untuk kebaikan dan ampunan terhadap orang yang meninggal serta kesabaran bagi orang yang pembicaraan yang menambah sedih keluarga yang ditimpa canda-tawa apalagi sampai turut menyalati mayat dan turut mengantarkan ke pemakaman sampai selesai makanan bagi keluarga yang ditimpa Jika orang yang meninggal dunia meninggalkan utang, hukum melunasinya adalah wajib, dengan ahli waris atau keluarga sebagai harta yang digunakan untuk melunasi utangnya adalah dari harta yang ditinggalkan / harta waris sebelum dibagi kepada ahli waris. Atau dengan menggunakan harta keluarga atau sumbangan kerabat / Memandikan, mengafani, menyalatkan, dan menguburkan jenazah seorang muslim hukumnya adalah fardu kifayah. Maksudnya adalah kewajiban secara bersama-sama atau gotong royong. Apabila sebagian dari kaum muslimin sudah melaksanakannya, maka kaum muslim yang lainnya tidak terkena kewajiban maupun dosa. Sebaliknya, jika tidak ada satu pun yang melaksanakan, maka berdosa semuanya, tentu yang terkena dosa adalah kaum muslim yang berada tidak jauh dari tempat tinggal jenazah tersebut.
Banyakalasan yang menjelaskan bahwa Rasulullah SAW sebagai nabi terakhir dan tidak ada lagi nabi sesudahnya. 1. Surah Al-Ahzab 40. 2. Hadis Nabi yang diriwayatkan Muslim, saat Rasul melaksanakan haji wada' (perpisahan). "Wahai manusia, tidak ada nabi atau rasul yang akan datang sesudahku dan tidak ada agama baru yang akan lahir. Kaligrafi Muhammad Foto PixabayTak akan ada mahluk yang mampu menyamai kemuliaan Nabi Muhammad SAW. Berbagai riwayat telah menggambarkan keagungan, kesabaran, serta keteladanan beliau dalam menjalankan tugas Allah sebagai bahasa, keteladanan berasal dari kata teladan yang bermakna sesuatu yang patut ditiru atau baik dicontoh. Dalam Alquran, kata teladan diganti dengan kata uswah, ditambah dengan kata hasanah di belakangnya yang bermakna baik. Maka, dapat diartikan bahwa uswatun hasanah adalah teladan yang buku Pendidikan Karakter Anak Pra Akil Balig Berbasis Alquran oleh Prof. Dr. Darwis Hude, kata uswatun hasanah banyak disebutkan dalam Alquran, di antaranya surat Al-Ahzab ayat 21, Al-Mumtahanah ayat 4, dan An-Nisa Ayat 48. Ayat-ayat tersebut ditujukan kepada Nabi Muhammad dan Nabi Ibrahim sebagai suri tauladan umat Allah menjadikan para rasul sebagai uswatun hasanah. Apa maksudnya? Agar lebih memahaminya, simak penjelasan menjalankan ibadah Sholat Foto ShutterstockArti Uswatun Hasanah Pada RasulPengertian rasul sebagai uswatun hasanah dapat dimaknai sebagai keputusan Allah untuk menjadikan rasul-Nya sebagai suri tauladan bagi umat manusia. Nabi Muhammad dan Nabi Ibrahim sebagai rasul Allah memiliki akhlak yang begitu Hemdi dalam bukunya yang berjudul Sejarah Keteladanan Nabi Muhammad SAW, menyebutkan bahwa tidak ada yang berhak menuduh Rasulullah melakukan sesuatu Allah telah memberikan jaminan atas kualitas budi pekerti Rasulullah sebagai teladan yang baik. Sebagaimana dijelaskan dalam Surat Al-Ahzab ayat 21 berikutلَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ“Sungguh, telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah. “Sebagai seorang suami, Rasulullah telah memberi contoh untuk selalu bertindak bijaksana, pemaaf, lapang dada, dan pengampun kepada istrinya. Rasulullah juga mendidik istri dan anaknya dengan penuh kesabaran dan kasih keluarga muslim. Foto ShutterstockBetapa lengkapnya perilaku yang diajarkan Rasulullah, sehingga tidak mengatur sistem ibadah hubungan makhluk dengan Sang Khaliq saja. Rasulullah juga melengkapi dan memperbaharui sistem aturan berumah tangga dan bermasyarakat secara umum. Rumah tangga adalah dasar dari kehidupan masyarakat dan bangsa. Jika keutuhan rumah tangga runtuh, maka rusaklah kehidupan bermasyarakat, dan akhirnya berdampak pada keutuhan serta kesatuan bangsa dan Nabi Ibrahim datang dengan menyerahkan diri, jiwa, dan raganya hanya kepada Allah. Beliau bersedia melaksanakan apa saja yang diperintahkan-Nya dengan penuh kesadaran dan Ibrahim menolak segala sesembahan selain Allah SWT dan mencegah segala bentuk kemusyrikan yang ada di sekitarnya. Nabi Ibrahim juga sabar dalam menunaikan amal sifat inilah, beliau bisa melaksanakan ujian berat berupa ritual penyembelihan anaknya sendiri. Teladan yang dicontohkan Rasulullah dan Nabi Ibrahim inilah yang seharusnya melekat pada diri setiap yang dimaksud dengan uswatun hasanah?Surat apa saja yang menyertakan kata uswatun hasanah di dalamnya?Apa istilah teladan yang diperuntukkan untuk manusia biasa?
Meskidemikian setidaknya ada dua faktor mengapa Nabi SAW hijrah. Pertama, karena penganiayaan kaum Quraisy terhadap Muslim di Makkah. Setelah jumlah Muslim di dalam dan sekitar Mekah mulai meningkat, kaum Quraisy mulai merasa bahwa situasi akan memihak kepada Islam, dan juga bertentangan dengan banyak kepentingan, ekonomi dan sosial mereka.
Ada yang berargumen bahwa Nabi Muhammad hanya nabi terakhir dan bukan rasul terakhir. Namun hadis di bawah menunjukkan bahwa Nabi Muhammad bukan hanya Nabi terakhir, tapi juga Rasul terakhir Rasulullah SAW menegaskan "Rantai Kerasulan dan Kenabian telah sampai pada akhirnya. Tidak akan ada lagi rasul dan nabi sesudahku". Tirmidzi, Kitab-ur-Rouya, Bab Zahab-un-Nubuwwa; Musnad Ahmad; Marwiyat-Anas bin Malik. Banyak alasan yang menjelaskan bahwa Rasulullah SAW sebagai nabi terakhir dan tidak ada lagi nabi sesudahnya. 1. Surah Al-Ahzab 40. 2. Hadis Nabi yang diriwayatkan Muslim, saat Rasul melaksanakan haji wada' perpisahan. "Wahai manusia, tidak ada nabi atau rasul yang akan datang sesudahku dan tidak ada agama baru yang akan lahir. Karena itu, wahai manusia, berpikirlah dengan baik dan pahamilah kata-kata yang kusampaikan kepadamu. Aku tinggalkan dua hal Alquran dan sunah, contoh-contoh dariku; dan jika kamu ikuti keduanya kamu tidak akan pernah tersesat." 3. Rasulullah SAW menjelaskan "Suku Israel dipimpim oleh Nabi-nabi. Jika seorang Nabi meninggal dunia, seorang nabi lain meneruskannya. Tetapi tidak ada nabi yang akan datang sesudahku; hanya para kalifah yang akan menjadi penerusku Bukhari, Kitab al-Manaqib. 4. Abu Dawud dan yang lain dalam hadis Thauban At-Thawil, bersabda Nabi Muhammad SAW "Akan ada pada umatku 30 pendusta semuanya mengaku nabi, dan saya penutup para Nabi dan tidak ada nabi setelahku." Masih banyak lagi hadis yang menjelaskan tentang Rasulullah SAW adalah nabi dan rasul terakhir. Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat 40 surah al-Ahzab menyatakan, Isa adalah nabi dan rasul terakhir dari bani Israel. Rasulullah SAW, memiliki berbagai macam julukan dan nama. Diantaranya Ahmad, Muhammad, Musthafa, Thoha, dan lainnya. "Saya Muhammad, Saya Ahmad, Saya Pembersih dan kekafiran harus dihapuskan melalui aku; Saya Pengumpul, Manusia harus berkumpul pada hari kiamat yang datang sesudahku. Dengan kata lain, Kiamat adalah satu-satunya yang akan datang sesudahku; dan saya adalah Yang Terakhir dalam arti tidak ada nabi yang datang sesudahku". HR Bukhari dan Muslim, Kitab al-Fada'il. Tanda-tanda kenabian dan kerasulan Muhammad SAW juga diungkapkan Waraqah bin Naufal, saudara sepupu Khadijah RA, Waraqah adalah pemeluk beragama Nasrani. Benar sekali bahwa Waraqah bin Naufal, kakak sepupu Khadijah sebagai orang Kristen, namun Kristen yang masih mengikuti millah Ibrahim yang hanif. Tapi, pengakuan Waraqah tentang kenabian Nabi SAW perlu dilihat dengan kritis. Setelah berbicara tentang sosok Jibril yang datang kepada Nabi SAW di Gua Hira’, Waraqah menyatakan ''Jika itu benar wahai Khadijah, berarti Muhammad adalah 'Nabi umat ini'. Dan aku sudah tahu bahwa dia adalah seorang nabi yang ditunggu-tunggu nabiyyun yuntazhar oleh umat ini. Ini adalah masanya.'' Ibnu Hisyam, al-Sirah al-Nabawiyyah, 1988, 1 228. Bahkan, dia menambahkan, ''Seandainya aku ketika itu saat Nabi SAW dimusuhi oleh kaumnya dan dikeluarkan dari Makkah dalam keadaan kuat sehat dan kokoh dan masih hidup, niscaya aku akan menolongmu sekuat tenagaku.'' Ibnu Katsir, al-Bidayah wa al-Nihayah, 1998, 3 6. sumber Harian RepublikaBACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini
pertama ulama golongan pertama berpendapat bahwa rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam- telah menjelaskan dan menafsirkan semua bagian yang ada dalam al-quran berdasarkan firman allah dalam surat an-nahl ayat ke 44 yang artinya, "dan telah kami turunkan kepadamu (muhammad) ad-dzikra untuk menjelaskan kepada manusia apa yang diturunkan
Dalam kajian ilmu hadits, para ulama kebanyakan menyebutkan bahwa permulaan hadits disusun dan dicatat adalah sekitar abad kedua Hijriyah oleh Ibnu Syihab az Zuhri, atas titah Khalifah Umar bin Abdul Aziz dari Dinasti Umayyah. Pendapat ini dikuatkan oleh Imam Malik bin Anas. Disebabkan oleh jauhnya jarak waktu antara masa hidup Nabi dengan mulai disusunnya kitab-kitab hadits, hal ini menjadi sasaran kritik pengkaji hadits orientalis maupun kalangan Muslim sendiri. Keaslian hadits sebagai sumber hukum Islam diragukan. Mereka menyebutkan bahwa keterlambatan penyusunan hadits ini disebabkan beberapa kecenderungan. Pertama, konon budaya lisan di periode awal Islam lebih populer bagi kalangan sahabat dan tabi'in, begitu pula kemampuan hafalan mereka yang luar biasa. Alasan kedua adalah memang Nabi melarang para sahabat untuk menulis hadits. Kemudian yang terakhir, para sahabat memang kebanyakan tidak mampu menulis. Bagaimana mungkin sejarah yang sudah terpaut nyaris dua abad bisa dicatat secara tepat? Sejauh mana budaya lisan bisa dipercaya dibanding tulisan? Menjawab hal itu, seorang Begawan hadits Syekh Muhammad Mustafa Azami menyatakan bahwa hadits Nabi telah dicatat sejak masa sahabat. Dalam bukunya yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berjudul Hadis Nabawi dan Sejarah Kodifikasinya, Syekh Azami menyimpulkan beberapa catatan penting terkait bagaimana hadits sebenarnya telah dicatat sejak masa Rasulullah hidup. Para sahabat, berikut tabi'in pendahulu, dianggap lebih mengutamakan kemampuan hafalan dan budaya lisan. Hal ini menjadi musykil melihat realitas bahwa meski kecerdasan seseorang bisa sangat hebat, namun tak bisa dipungkiri bahwa melakukan generalisir, gebyah uyah, bahwa seluruh sahabat memang hebat hafalannya adalah kesimpulan yang terburu-buru. Kecerdasan manusia tentu sangat beragam. Maka, pencatatan hadits dibutuhkan sejak masa awal Islam. Selanjutnya adalah larangan Rasulullah untuk menulis hadits. Azami meneliti sekian hadits yang menjadi alasan bahwa hadits dilarang ditulis oleh Rasulullah. Dari sekian riwayat, hanya satu yang menurut beliau bisa dipertimbangkan, yaitu riwayat dari Abu Said al Khudri dalam Shahih Muslim. لَا تَكْتُبُوا عَنِّي، وَمَنْ كَتَبَ عَنِّي غَيْرَ الْقُرْآنِ فَلْيَمْحُهُ، وَحَدِّثُوا عَنِّي، وَلَا حَرَجَ، وَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ - قَالَ هَمَّامٌ أَحْسِبُهُ قَالَ - مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ Artinya “...Janganlah menulis ucapanku, dan barangsiapa menulis ucapanku selain Al-Qur’an, hendaknya ia menghapusnya. Dan barangsiapa mendusta atas diriku – kata Hammam, saya kira. Nabi bersabda – dengan sengaja, maka bersiaplah untuk masuk neraka.” Terkait larangan Nabi untuk menulis hadits sebagaimana di atas, Imam Khatib al-Baghdadi menyebutkan bahwa beberapa sahabat dan tabi’in memiliki motif tersendiri mengapa mereka enggan untuk mencatat hadits. Salah satu alasan yang populer adalah khawatir tercampurnya isi hadits dengan Al Qur’an. Nabi melarang menulis hadits, bersamaan dengan menulis Al-Qur’an alih-alih di lembar yang sama agar tidak campur aduk. Demikian penjelasan hadits di atas, sebagaimana dijelaskan Imam an-Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim. Nabi selama hidup banyak berurusan dengan banyak penguasa di luar surat menyurat dari Nabi kepada mereka. Dengan demikian, tentunya para sahabat banyak yang memiliki kemampuan menulis yang baik untuk tugas menulis surat itu. Begitupun Al-Qur’an yang juga banyak ditulis di lembaran maupun pelepah kurma. Alasan bahwa kebanyakan sahabat tidak dapat menulis dapat terbantahkan. Banyak hadits-hadits shahih yang menyebutkan bahwa Nabi mengizinkan para sahabat untuk menulis hadits dari beliau, baik yang berupa surat, maupun pernyataan dan ibadah beliau. Beberapa sahabat seperti Abdullah bin Amr bin Ash, Ali bin Abu Thalib, disebutkan pernah menulis hadits dari Nabi. Dari berbagai keterangan di atas, penting diketahui meskipun para sahabat dan tabi'in masa awal sangat memerhatikan kemungkinan tercampurnya lafal Al-Qur’an dan hadits, namun hal ini tidak menghalangi bahwa Nabi sendiri sudah memperkenankan hadits-hadits dari beliau untuk dicatat dan disebarkan ke generasi selanjutnya. Maka menolak hadits karena alasan bahwa ia tidak tercatat sedari masa Nabi, agaknya kurang tepat. Nabi sendiri memperkenankan hadits dan ucapan beliau ditulis selama tidak bersamaan dengan Al-Qur’an. Penjelasan ini kiranya dapat menambah semangat untuk mempelajari pribadi Nabi secara bijak. Wallahu a’lam. Muhammad Iqbal Syauqi

Seorangustadz beraliran wahabi berfatwa bahwa "orang tua nabi penghuni neraka". Khalid Basalamah berulang kali menyebutkan "ulama hadits". Padahal ulama yang berhak melakukan ijtihad dan istinbat (menetapkan hukum perkara) atau ulama yang berhak untuk menggali hukum dari Al Qur'an dan as Sunnah (Hadits) adalah para fuqaha (ahli

JAKARTA - Rasulullah SAW mengungkapkan sejumlah keutamaan dari membaca Alquran. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam salah satu hadits yang berbunyi عَن عُقبةً بنِ عَامِرٍ رَضيِ اللٌهٌ عَنهٌ قَالَ خَرَجَ عَلَينًا رَسُولٌ اللٌه صَلْي اللٌه عَلَيهِ وَسَلٌمَ وَنخَنُ فيِ الصفٌةِ فَقَالَ اَيٌكُم يُحبٌ اَن يَغدُ وَ كُلٌ يَومٍ اِلي بُطحَانَ اَواَلى الَعقَيقَ فَيَاٌتيِ بِنَاقَتَينِ كَومَاوَينِ فِي غَيِر اِثمٍ وَلآ قَظيعَةِ رَحَمٍ فَقُلنَا يَارَسُولَ اللٌهِ كُلٌنَا نُحِبٌ ذَالِكَ قَالَ اَفَلآ يَغدُو اَحَدُكُمَ اِلَى المسَجِدِ فَيَتَعَلَمَ اَوفَيَقَرٌاَ ايَتَينِ مِن كِتَابِ اللٌه خَيرٌلَه مِن نَاقَتَينِ وَثَلآثُ خَيرُلَه مِن ثَلآثٍ وَاَربَعُ خَيرُلَه من اربع ومن اعدادهن من الأبل .رواه مسلم وابو داوود. Dari Uqbah bin Amir RA, ia menceritakan, “Rasulullah SAW Datang menemui kami di shuffah, lalu beliau bertanya, Siapakah di antara kalian yang suka pergi setiap hari ke pasar Buth-han atau Aqiq lalu ia pulang dengan membawa dua ekor unta betina dari jenis yang terbaik tanpa melakukan satu dosa atau memutuskan tali silaturahmi?’ Kami menjawab, 'Ya Rasulullah, kami semua menyukai hal itu.’ Rasululullah SAW Bersabda, Mengapa salah seorang dari kalian tidak ke masjid lalu mempelajari atau membaca dua buah ayat Alquran padahal yang demikian itu lebih baik baginya dari pada dua ekor unta betina, tiga ayat lebih baik dari tiga ekor unta betina, dan begitu pula membaca empat ayat lebih baik baginya daripada empat ekor unta betina, dan seterusnya sejumlah ayat yang dibaca mendapat sejumlah yang sama dari unta-unta.” Hr Muslim dan Abu Dawud Maulana Muhammad Zakariyya Al Khandahlawi dalam kitabnya yang berjudul Fadhilah Amal menjelaskan, Shuffah adalah sebuah lantai khusus di Masjid Nabawi tempat orang-orang miskin Muhajirin tinggal. Mereka dikenal dengan sebutan Ahlush Shuffah orang-orang shuffah. Jumlah sahabat ahlush shuffah selalu berubah dari waktu ke waktu. Allama Suyuti telah menyusun seratus satu nama sahabat yang tinggal di Shuffah, dan ia menulis tentang mereka di dalam risalah tersendiri. Sedangkan Buth-han dan Aqiq adalah nama dua buah tempat di Madinah sebagai pasar perdagangan unta. Orang Arab sangat menyukai unta, terutama unta betina yang berpunuk tanpa melakukan suatu dosa’ adalah mendapatkan sesuatu dari orang lain tanpa usaha atau berkorban. Bukan harta yang bertambah melalui pemerasan, pencurian, atau merampas warisan sesama saudara. Oleh karena itu, Rasulullah SAWMenyatakan dalam sabdanya, bahwa unta itu diperoleh tanpa bersusah payah sama sekali dan tanpa berbuat suatu dosa pun. Sudah pasti memperoleh harta dengan cara demikian lebih disenangi oleh semua orang. Akan tetapi Nabi Menyatakan bahwa mempelajari beberapa ayat Alquran itu lebih baik dan lebih utama daripada mendapatkan semua itu. "Hendaknya kita meyakini hal ini, bahwa keutamaan dan pahala mempelajari Alquran tidaklah sebanding dengan seekor atau dua ekor unta, bahkan dengan kerajaan seluas tujuh benua sekalipun. Karena semua itu pasti akan ditinggalkan, jika bukan hari ini tentu hari esok saat maut menjemput semuanya terpaksa harus berpisah. Sebaliknya, pahala membaca satu ayat Al Qur’an akan bermanfaat untuk selama-lamanya," kata Maulana Zakariyya. Dalam urusan keduniaan, kita dapat saksikan bahwa orang orang yang diberi satu rupiah tanpa beban tanggung jawab apapun akan lebih senang daripada dipinjami seribu rupiah agar disimpannya tetapi kelak akan diambil lagi, karena ia hanya dibebani amanah tanpa mendapat manfaat sedikitpun. Menurut Maulana Zakariyya, hadits di atas intinya adalah mengingatkan kita akan perbandingan sesuatu yang fana dengan sesuatu yang abadi. Ketika seseorang sedang sedang diam atau bergerak, hendaknya selalu berfikir apakah ia sedang berbuat sesuatu yang hasilnya sementara dan sia-sia atau sesuatu yang hasilnya kekal dan bermanfaat? Betapa rugi jika kita gunakan waktu hanya untuk menghasilkan bencana yang abadi. Kalimat terakhir didalam hadits di atas menyebutkan bahwa jumlah ayat yang sama tetapi lebih utama daripada jumlah untanya. Kalimat itu mengandung tiga maksud, yaitu 1 Walaupun sampai jumlah empat ayat saja yang disebutkan secara terperinci, tetapi maksudnya adalah semakin banyak jumlah ayat yang dibaca akan semakin semakin banyak pahala yang diperoleh. Dalam pengertian ini, semua unta sama, baik jantan maupun betina. 2 Jumlah untanya sama dengan jumlah yang disebutkan dalam hadits diatas, tetapi untanya bergantung pada selera masing-masing. Ada yang menyukai unta betina ada yang menyukai unta jantan. Oleh sebab itu, Nabi saw. Menegaskan bahwa satu ayat lebih berharga daripada seekor unta betina. Jika seseorang menyukai unta jantan, maka satu ayat lebih baik daripada unta jantan. 3 Jumlahnya tidak lebih dari empat, tetapi pengertiannya bukan saja lebih baik daripada unta betina atau unta jantan, tetapi lebih baik daripada keduanyanya. Jelasnya, membaca satu ayat lebih baik daripada sepasang unta jantan dan unta betina. Demikianlah seterusnya, setiap ayat lebih utama daripada sepasang saya nawwarullaahu marqadahu lebih setuju dengan pendapat ini, sebab lebih banyak keutamaannya. Namun walaupun demikian, tetap tidak dapat disamakan antara membaca satu ayat Alquran dengan satu ekor atau dua ekor unta. "Ungkapan ini sekedar gambaran dan contoh saja. Sebelumnya telah jelaskan bahwa satu ayat Alquran akan memperoleh pahala abadi yang lebih utama dan lebih baik daripada kerajaan seluas tujuh benua yang fana ini," kata Maulana Zakariyya.
Bukharino. 5971 dan Muslim no. 2548) Imam Al-Qurthubi menjelaskan, "Hadits tersebut menunjukkan bahwa kecintaan dan kasih sayang terhadap seorang ibu, harus tiga kali lipat besarnya dibandingkan terhadap seorang ayah. Nabi shalallaahu 'alaihi wasallam menyebutkan kata ibu sebanyak tiga kali, sementara kata ayah hanya satu kali.

loading...Seumur hidup beliau, Nabi Muhammad SAW tidak pernah mengumandangkan adzan ternyata ada sebabnya. Foto ilustrasi muazin/Ist Mengapa Nabi Muhammad shollallohu 'alaihi wasallam SAW tidak pernah mengumandangkan adzan ? Simak alasannya berikut ini. Sebagaimana diketahui pada masa Rasullullah SAW, adzan selalu dikumandangkan oleh beberapa sahabat di antaranya Bilal bin Robbah, Ibnu Ummi Maktum, Abu Mahzurah, dan Sa'ad Al-Qarazh radhiyallahu 'anhum. Inilah sahabat yang menjadi muazzin juru Adzan Rasulullah SAW. Lalu, apa alasan Nabi Muhammad SAW tidak mengumandangkan Adzan? Habib Abdurrahman Assagaf Ternate dalam satu kajiannya mengatakan, ada satu hikmah besar yang patut diketahui bahwa Nabi Muhammad SAW sangat menyayangi umatnya melebihi diri beliau SAW seumur hidup tidak pernah mengumandangkan Adzan sebelum didirikannya sholat berjamaah, ternyata ada sebabnya. Alasannya adalah Nabi khawatir jika Beliau mengumandangkan Adzan, sampai pada kalimat حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ "hayya 'alass sholah" mari dirikan sholat, kemudian di saat itu tidak ada yang datang ke masjid, maka umatnya akan demikian? Karena menjawab panggilan Nabi itu hukumnya wajib dan harus segera ditunaikan. Rasulullah SAW takut kelak membebani Abdurrahman Assagaf juga menerangkan, apabila Nabi Adzan maka dikhawatirkan akan menjadi suatu perkara yang wajib. Perlu diketahui secara hukum, sholat berjamaah di masjid hukumnya ada khilaf di kalangan ulama Fuqaha. Dalam Mazhab Syafi'i ada 2 pendapat yang tarjih kuat. Pertama menyebutkan bahwa sholat berjamaah di masjid hukumnya fardhu kifayah menurut Imam An-Nawawi 631-676 H. Artinya, jika sholat berjamaah itu dikerjakan beberapa orang saja, maka gugurlah kewajiban muslim yang lain. Pendapat kedua mengatakan Sunnah Mazhab Hambali dan Hanafi mengatakan sholat berjamaah di masjid hukumnya wajib. Kesimpulannya terjadi khilaf di kalangan ulama terkait hukum sholat berjamaah ke topik di atas, seandainya dulu Rasulullah SAW mengumandangkan adzan, maka sholat berjamaah mutlak menjadi wajib karena ada kalimat "hayya 'alas sholah" yang diserukan oleh Nabi. Artinya, yang terlambat datang ke masjid akan berdosa, yang tidak datang ke masjid akan berdosa."Nabi tidak mau memberatkan umatnya, maka beliau tinggalkan adzan. Yang diperintah untuk mengumandangkan Adzan pada masa Belia adalah Sayyidina Bilal, Abdullah Ibnu Ummi Maktum. Inilah bentuk kasih sayang Nabi kepada umatnya," jelas Habib sebabnya dalam Al-Qur'an Surat At-Taubah, Nabi Muhammad SAW disifati dengan Ar-Rauf sangat mengasihi sifat Ar-Rahim penyayang yang termasuk sifatnya Allah Ta'ala. Kedua sifat ini Allah berikan kepada kekasih-Nya Nabi Muhammad جَآءَكُمۡ رَسُوۡلٌ مِّنۡ اَنۡفُسِكُمۡ عَزِيۡزٌ عَلَيۡهِ مَا عَنِتُّمۡ حَرِيۡصٌ عَلَيۡكُمۡ بِالۡمُؤۡمِنِيۡنَ رَءُوۡفٌ رَّحِيۡمٌ‏Artinya "Sungguh telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, dia sangat menginginkan keimanan dan keselamatan bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman." QS At-Taubah Ayat 128Demikian alasan mengapa Nabi Muhammad SAW tidak pernah mengumandangkan adzan. Beliau sangat menyayangi umatnya dan tidak mau memberatkan umatnya. Baca Juga Berikut Tusiyah Habib Abdurrahman Assagaf disiarkan Channel AQSHAGHAFI 9 November 2021 rhs

.
  • mw89l5bj30.pages.dev/156
  • mw89l5bj30.pages.dev/878
  • mw89l5bj30.pages.dev/6
  • mw89l5bj30.pages.dev/505
  • mw89l5bj30.pages.dev/773
  • mw89l5bj30.pages.dev/812
  • mw89l5bj30.pages.dev/476
  • mw89l5bj30.pages.dev/957
  • mw89l5bj30.pages.dev/680
  • mw89l5bj30.pages.dev/672
  • mw89l5bj30.pages.dev/599
  • mw89l5bj30.pages.dev/944
  • mw89l5bj30.pages.dev/472
  • mw89l5bj30.pages.dev/710
  • mw89l5bj30.pages.dev/409
  • mengapa rasulullah saw menyebutkan bahwa