Buku ende ini tampaknya menjadi versi standar untuk semua cetakan himne dari HKBP, buku ende ini diproduksi 6.000 dan terjual habis pada penerbitan tahun pertama. Quentmeier yang bekerja di Sumatera sekitar tahun 1904-1938 sebagai editor himne menyatakan dalam artikelnya, bahwa 2 tahun kemudian sebanyak 10.000 eksemplar Buku Ende ini dicetak
1. Untuk mengetahui bentuk lagu"Ale Amang Asi Roham"dalam tata ibadah Buku Ende HKBP. 2. Untuk mengetahui proses aransemen dan penyajian lagu"Ale Amang Asi Roham". 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penulisan ini adalah : 1. Sebagai sumber referensi dalam mengarransemen lagu"Ale Amang Asi Roham" dalam format paduan suara dan Menyusun program dan anggaran Sekolah Pendeta per tahun akademik untuk disampaikan kepada pimpinan HKBP sebagai penanggungjawab program 3. Menyampaikan laporan penyelenggaraan proses pendidikan secara berkala kepada kuratorium sebagai penanggung jawab program 4. Menyampaikan laporan keuangan berkala per-kwartal dan setiap tahun 5. Melalui tahun orientasi pelayanan 2017 yakni "Pendidikan dan Pemberdayaan" maka lewat Lokakarya "Penginjilan, Liturgi dan Musik Gereja" HKBP semakin teruji kualitas pelayanan Marturia pada masa mendatang. Diharapkan hasil lokakarya ini akan juga dapat menjadi bahan masukan untuk pembuatan buku "Pedoman Pelaksanaan Marturia bagi Jemaat- Disamping baptisan anak-anak kita juga mengenal dan melaksanakan baptisan dewasa, yakni mereka yang datang dari kekafiran atau agama lain sebagaimana kita temukan dalam agenda HKBP V. hal 11 "Tata Kebaktian Pembabtisa Orang Dewasa". Pelaksanaan baptisan dewasa juga terlihat dari buku Ende HKBP No. 144 dan No. 145.A. HKBP sebagai Penekutuan Agama Kristen Secara ideal HKBP sebagai persekutuan agama Kristen, telah melakukan pelayanan untuk menyebarkan Injil keselarnatan. Pelayanan dan penggembalaan HKBP tidaklah dimaksudkan banya untuk orang Batak, walaupun jemaatnya mayoritas orang Batak Toba. Seperti disebutkan dalarn Bah IV Aturan Peraturan Banyak orang yang merasa bahwa Tata Ibadah HKBP adalah membosankan dan tidak bervariasi. Di dalam buku HKBP dan Tahun 2004 yang diterbitkan oleh Biro Informasi HKBP dikatakan: "Menurut pengamatan, banyak warga HKBP yang tertarik mengikuti kebaktian di Gereja-gereja lain, terutama sekali kebaktian-kebaktian alternatif. .